Kemarin kita bicara
Ada ombak yang mengajak bercinta
Namun kau terlanjur pergi
Tapi tetaplah jejak kata kata itu
Aku kagum menyaksikannya
Terasa begitu luas dan dalam
Anginkah yang membuatmu bergelora
Samudraku nyanyian bersama
*Masih jelas masih terkenang kenang
Umurmu ribuan abad membayang
Dan gemuruhpun menyemangati aku
Engkaulah daya hidup ini
Riwayatkan ini pada anak cucu
Ada ombak yang memanggil manggil
Karang tenang tetap tak bergeming
Ulurkan tanganmu ayo kita berenang
*Lihatlah samudra membentang
Sejauh mata memandang
Jutaan orang yang meradang
Nyanyian samudra menerjang
Dengarkanlah senda gurau mereka
Ketika pulang pulang atau mau berangkat berlayar
Dengarkanlah doa penuh harapan
Dari mereka yang lapar dan tetap sabar
*Bergerak wahai saudaraku
Yang keasyikan menikmati waktu
Ombak itu terus memanggil manggil
Masih jugakah kau tidak terpanggil
*Masih jelas masih terkenang kenang
Umurmu ribuan abad membayang
Dan gemuruhpun menyemangati aku
Engkaulah daya hidup ini
*Lihatlah samudra membentang
Sejauh mata memandang
Jutaan orang yang meradang
Nyanyian samudra menerjang
*Bergeraklah wahai saudaraku
Yang keasyikan menikmati waktu
Ombak itu terus memanggil manggil
Masih jugakah kau tidak terpanggil
Ombak itu terus memanggil manggil
Masih jugakah kau tidak terpanggil
Rabu, 28 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Generasi Frustasi
Generasiku banyak yang frustasi
Broken home istilah bule bule luar negeri
Mereka muak lihat papi mami bertengkar
Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar
Ada urusan yang tak masuk diakal
Mami sibuk cari bujangan
Papi sibuk cari perawan
Timbang kesal lebih baik aku berhayal
Jadi orang besar seperti Hitler yang tenar
Jadi orang tenar persis Carter juragan kacang
Mata cekung badan persis capung
Tingkah sedikit bingung pikiran mirip mirip orang linglung
Rambut selalu kusut disuruh selalu manggut manggut
Jaman Edan Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 )
Hai teman katanya jaman ini kemajuan
Sampai si om gendut dan rambut ubanan
Berani berpacaran
Dengan pembantunya sampai naik ranjang
Ranjang goyang
Hai teman katanya jaman ini pembangunan
Para tante pun tak mau ketinggalan
Mencari pasangan
Dengan mahasiswa yang kurang biaya
Kuliahnya yang tertunda
Kalau ada gadis jaman sekarang
Jangan heran kalau tidak perawan
Para pelajar pun jadi edan edanan
Kalau pusing belajar cari hiburan
Di tempat pelacuran
Oh oh oh we yo
Jaman edan
Jaman jaman edan
Jaman saiki jaman edan
Sampeyan edan aku melok edan
Ini ramalan dari nenek moyang
Jayabaya yang kelahiran Bengawan
Hai teman di jaman ini memang banyak penipuan dan pengangguran
Terpaksa Yance Mince berjualan
Daging karet tiruan
Oh di taman Lawang demi kepuasan
Hidung belang
Hai teman jangan sampai kita pun ketinggalan
Cepat cepat kau cari kesempatan
Di dalam kesempitan
Untuk melemaskan segala ketegangan
Oh pikiran yang bukan bukan
Suatu kali eh pernah aku kehilangan
Celana Levi’s yang semata wayang
Itu juga belinya di tukang loakan
Telah hilang melayang disamber orang
Waktu di jemuran
Oh oh oh we yo
Maling sialan
Maling maling sialan
Dia nggak pikir itu barang orang
Ada lagi maling gede gedean
Dia nekat embat duit ‘jut - ‘jutan
Dia nggak mikir itu duit haram
Inget inget dong sama gelandangan
Berani amat ente sama kutukan Tuhan
Maling yang ini memang kebangetan
Ada maling hoi maling jemuran
Di sono maling di sini maling
Maling maling hei elu sialan
Orang Gila
Aku Berjalan Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Pemborong Jalan Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Bencana Alam Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
HATTA
Doa Pengobral Dosa Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Galang Rambu Anarki Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
ancur
Jalan Yang Panjang Berliku Iwan Fals / Willy & Tommy ( Album Barang Antik 1984 )
Doa Pengobral Dosa Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Sinar matamu tajam namun ragu
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu tak kan tergoyahkan
Kuat jarimu kala mencengkeram
Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkerammu
Angin genit mengelus merah putihku
Yang berkibar sedikit malu malu
Merah membara tertanam wibawa
Putihmu suci penuh karisma
Pulau pulau yang berbencar
Bersatu dalam kibarmu
Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu kutu di sayapmu
Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Hei jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu
Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji
Tadi pagi esok hari atau lusa nanti
Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan pancasila itu
Bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisi harapan
Yang hanya berisi khayalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar