biografi iwan fals

Rabu, 28 Desember 2011

Warijem Dan Tukiman

Ini kisah percintaan asli
Antara Tukiman dan Warijem
Status Warijem perawan sexy yang merangsang
Status Tukiman duda bulukan yang serampangan
Cinta mereka bersemi
Dibawah jembatan Semanggi

Disaksikan dengus mesin
Yang melintas diatas kepala
Senyum Warijem tak pernah hilang tebuang
Senyum Tukiman dibalik kumis melintang
Cinta mereka bersemi
Di dinding nurani Semanggi

Bulan bintang
Dingin malam
Desir angin
Lampu taman

Saksikan Warijem
Saksikan Tukiman
Warijem Tukiman
Disaksikan malam

Saksikan Warijem
Saksikan Tukiman
Warijem Tukiman
Disaksikan malam

Sayang cinta kasih mereka
Tak dapat dilanjutkan
Sebab sepasukan hansip keburu turun tangan
Tukiman Warijem diseret kemanan
Karena ketahuan main gelut-gelutan
Di rerumputan...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

iklan 2

MySiteSubmit

Generasi Frustasi

Generasiku banyak yang frustasi Broken home istilah bule bule luar negeri Mereka muak lihat papi mami bertengkar Mereka jijik lihat papi mami selalu keluar Ada urusan yang tak masuk diakal Mami sibuk cari bujangan Papi sibuk cari perawan Timbang kesal lebih baik aku berhayal Jadi orang besar seperti Hitler yang tenar Jadi orang tenar persis Carter juragan kacang Mata cekung badan persis capung Tingkah sedikit bingung pikiran mirip mirip orang linglung Rambut selalu kusut disuruh selalu manggut manggut

Jaman Edan Tom Slepe ( Album Canda Dalam Nada 1979 )

Hai teman katanya jaman ini kemajuan Sampai si om gendut dan rambut ubanan Berani berpacaran Dengan pembantunya sampai naik ranjang Ranjang goyang Hai teman katanya jaman ini pembangunan Para tante pun tak mau ketinggalan Mencari pasangan Dengan mahasiswa yang kurang biaya Kuliahnya yang tertunda Kalau ada gadis jaman sekarang Jangan heran kalau tidak perawan Para pelajar pun jadi edan edanan Kalau pusing belajar cari hiburan Di tempat pelacuran Oh oh oh we yo Jaman edan Jaman jaman edan Jaman saiki jaman edan Sampeyan edan aku melok edan Ini ramalan dari nenek moyang Jayabaya yang kelahiran Bengawan Hai teman di jaman ini memang banyak penipuan dan pengangguran Terpaksa Yance Mince berjualan Daging karet tiruan Oh di taman Lawang demi kepuasan Hidung belang Hai teman jangan sampai kita pun ketinggalan Cepat cepat kau cari kesempatan Di dalam kesempitan Untuk melemaskan segala ketegangan Oh pikiran yang bukan bukan Suatu kali eh pernah aku kehilangan Celana Levi’s yang semata wayang Itu juga belinya di tukang loakan Telah hilang melayang disamber orang Waktu di jemuran Oh oh oh we yo Maling sialan Maling maling sialan Dia nggak pikir itu barang orang Ada lagi maling gede gedean Dia nekat embat duit ‘jut - ‘jutan Dia nggak mikir itu duit haram Inget inget dong sama gelandangan Berani amat ente sama kutukan Tuhan Maling yang ini memang kebangetan Ada maling hoi maling jemuran Di sono maling di sini maling Maling maling hei elu sialan

Orang Gila

Orang Gila
Waktu pulang Malam malam Sendiri Sendiri Orang gila di lampu penyeberangan Jam dua malam Lewat pada saat lampu sedang merah Tepat ditengah tengah zebra cross Irama langkahnya tidak berubah Seperti lagu lama Yang aku dengar menuju pulang Sendirian Orang gila di lampu penyeberangan Rambutnya gimbal Kumis dan jenggotnya jarang jarang Membawa gembolan Entah gombalan Atau makanan Melangkah terus lurus kedepan Melangkah terus lurus kedepan Orang gila di lampu penyeberangan Apa kabar? Siapa yang menyapa kamu diam Tersenyum tidak menangis tidak Kamu sapa siapa saja Selamat malam Selamat malam Orang gila di lampu penyeberangan Orang gila di lampu penyeberangan Melangkah terus lurus kedepan Melangkah terus lurus kedepan Kamu sapa siapa saja Selamat malam Selamat malam

Aku Berjalan Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)

Aku Berjalan Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Aku berjalan diatas jembatan Waktu hari siang Tengah keramaian kota Kupandang kebawah Berhimpit gubuk liar Tempat tinggal gelandangan Tampak anak kecil gundul Tenang menggaruk koreng Ditepi sungai yang kotor Diseberang sana aku melihat Seorang ibu duduk Sedang melamun Kan adakah masa depan yang cerah? Bagi orang seperti dia Kan tegakah melihat saudara kita? Hidup menderita

Pemborong Jalan Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)

Pemborong Jalan Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Deru mesin motor jelas terdengar Mengarung jalan penuh lubang Baru kemarin selesai diaspal Terkena hujan kok jerawatan? Oh oh kasihan Bayar pajak mahal Banyak jalan Seperti comberan Pemborong berpengalaman tertawa Berteman pipa topi baja Bercanda dengan istri paling mudah Tak ingat jalan dan pekerja Oh oh kasihan Nasib pekerja jalan Tenaga hilang Gaji tidak berimbang

Bencana Alam Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)

Bencana Alam Iwan Fals (Album Perjalanan 1980)
Sekian manusia resah menatap wajah sesamanya Duka karena bencana Petaka menimpa diri dan dalam hatinya berkata Besarkah dosa hamba ? Menjelang saat ajal daku membayang Gapai tangan minta Tolong semua Bencana alam melandanya Kehendak yang kuasa Peringatan kah bagi kita ? Manusia di dunia Karena kita tlah saling cinta harta benda dan kuasa Tanpa pandang kebenaran Dan tanpa pandang keadilan Bencana alam melandanya Tiada seorangpun kuasa menekan Bencana alam melandanya Miskin kaya kana petaka yang sama Akhirnya ku merenung pula Mengapa bencana alam meraja ? Oh oh aku tak kuasa Mungkinkah kau merenung juga ? Mengapa bencana alam meraja ? Oh oh ampunilah yang kuasa Oh oh ampunilah semua

HATTA

HATTA
Hatta Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981) Tuhan terlalu cepat semua Kau panggil satu satunya yang tersisa Proklamator tercinta Jujur lugu dan bijaksana Mengerti apa yang terlintas dalam jiwa Rakyat Indonesia Hujan air mata dari pelosok negeri Saat melepas engkau pergi Berjuta kepala tertunduk haru Terlintas nama seorang sahabat Yang tak lepas dari namamu Terbayang baktimu Terbayang jasamu Terbayang jelas jiwa sederhanamu Bernisan bangga Berkafan doa Dari kami yang merindukan orang Sepertimu .

Doa Pengobral Dosa Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)

Doa Pengobral Dosa Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Disudut dekat gerbong Yang tak terpakai Perempuan ber make up tebal Dengan rokok ditangan Menunggu tamunya datang Terpisah dari ramai Berteman nyamuk nakal Dan segumpal harapan Kapankah datang Tuan berkantong tebal Habis berbatang batang Tuan belum datang Dalam hati Resah menjerit bimbang Apakah esok hari Anak anakku dapat makan Oh Tuhan beri Setetes rezeki Dalam hati yang bimbang berdoa Beri terang jalan anak hamba Kabulkanlah Tuhan

Galang Rambu Anarki Iwan Fals ( Album Opini 1982 )

Galang Rambu Anarki Iwan Fals ( Album Opini 1982 )
Galang Rambu Anarki anakku Lahir awal Januari Menjelang pemilu Galang Rambu Anarki dengarlah Terompet tahun baru Menyambutmu Galang Rambu Anarki ingatlah Tangisan pertamamu Ditandai BBM membumbung tinggi Maafkan kedua orang tuamu kalau (Tak mampu beli susu) BBM naik tinggi (susu tak terbeli) Orang pintar tarik subsidi Mungkin bayi kurang gizi Galang Rambu Anarki anakku Cepatlah besar matahariku Menangis yang keras janganlah ragu Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku Doa kami di nadimu Galang Rambu Anarki dengarlah Terompet tahun baru Menyambutmu Galang Rambu Anarki ingatlah Tangisan pertamamu Ditandai BBM melambung tinggi Maafkan kedua orang tuamu kalau (Tak mampu beli susu) BBM naik tinggi (susu tak terbeli) Orang pintar tarik subsidi Anak kami kurang gizi Galang Rambu Anarki anakku Cepatlah besar matahariku Menangis yang keras janganlah ragu Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku Doa kami di nadimu Cepatlah besar matahariku Menangis yang keras janganlah ragu Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku Doa kami di nadimu

ancur

ancur
Iwan Fals / Aziz MS ( Album In Collaboration With 2003 ) Namamu selalu kubisiki Dalam tidurku dalam mimpiku Setiap malam Hangat tubuhmu melekat di kulitku Beribu peluk beribu cium Kita lalui Tapi kau kabur Dengan duda anak tiga Pilihan ibumu Hatiku hancur Berserakan berhamburan Kayak jeroannya binatang Ya sudah Kumenangis seadanya Sekuat tenaga Ya sudahlah Kau memang setan alas Nggak punya perasaan ANCUUU UUUR Doaku di akad nikahmu Semoga si duda diracun orang Biar terus mampus Tapi kau kabur Dengan duda anak tiga Pilihan ibumu Hatiku hancur Berserakan berhamburan Kayak jeroannya binatang Ya sudah Kumenangis seadanya Sekuat tenaga Ya sudahlah Ya sudah Kumenangis seadanya Sekuat tenaga Ya sudahlah Kau memang “syaiton” alas Ndak punya perasaan ANCUUU UUUR Doaku di akad nikahmu Semoga si duda diracun orang Biar terus mampus Semoga si duda diracun orang Biar terus mampus Heh heh heh heh heh

Jalan Yang Panjang Berliku Iwan Fals / Willy & Tommy ( Album Barang Antik 1984 )

Jalan Yang Panjang Berliku Iwan Fals / Willy & Tommy ( Album Barang Antik 1984 )
Jalan panjang yang berliku Jalan lusuh dan berbatu Namun kuharus mampu menempuh Bersama beban dibatinku Kudatang berlumur debu Kupergi bersama bayu Diantara gelisah dan ragu Kucoba untuk tetap kukuh Tiadakah tempat kuberteduh Dikala luka membiru Segenggam harapan dalam jiwa Hilang punah tiada kesan Dikegelapan

Doa Pengobral Dosa Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)

Doa Pengobral Dosa Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)
Disudut dekat gerbong Yang tak terpakai Perempuan ber make up tebal Dengan rokok ditangan Menunggu tamunya datang Terpisah dari ramai Berteman nyamuk nakal Dan segumpal harapan Kapankah datang Tuan berkantong tebal Habis berbatang batang Tuan belum datang Dalam hati Resah menjerit bimbang Apakah esok hari Anak anakku dapat makan Oh Tuhan beri Setetes rezeki Dalam hati yang bimbang berdoa Beri terang jalan anak hamba Kabulkanlah Tuhan

Iwan Fals ( Album Sarjana Muda 1981)




Sinar matamu tajam namun ragu
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu tak kan tergoyahkan
Kuat jarimu kala mencengkeram

Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkerammu

Angin genit mengelus merah putihku
Yang berkibar sedikit malu malu
Merah membara tertanam wibawa
Putihmu suci penuh karisma

Pulau pulau yang berbencar
Bersatu dalam kibarmu

Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu kutu di sayapmu
Berkibarlah benderaku
Singkirkan benalu di tiangmu
Hei jangan ragu dan jangan malu
Tunjukkan pada dunia
Bahwa sebenarnya kita mampu

Mentari pagi sudah membumbung tinggi
Bangunlah putra putri ibu pertiwi
Mari mandi dan gosok gigi
Setelah itu kita berjanji

Tadi pagi esok hari atau lusa nanti

Garuda bukan burung perkutut
Sang saka bukan sandang pembalut
Dan coba kau dengarkan pancasila itu
Bukanlah rumus kode buntut
Yang hanya berisi harapan
Yang hanya berisi khayalan